Cari dengan google

Tuesday, May 8, 2012

TADI PAGI... 7-May-2012

“Ow owww… mendung sekaliii…”, dengan lirih dan manja disertai suara seksi pagi hari (bau pastinya hehehe), ucap saya sesaat setelah membuka kaca nako kamar. “Hmmmm…… praannnggg, tuiiiing tuiiing !!!”, saya melemparkan tubuh mungil ini kembali kekasur dan menarik selimut bulu motif macan tutul yang lembut menutupi punggung.
Masih jam 6 pagi pikir saya, setidaknya masih ada 1 jam untuk sejenak memberikan bonus rebahan sebelum mandi pagi. Padahal saya tidak tertidur, hanya kemalasan yang menggila hasil bujukan suasana mendung yang
genit diluar sana. Ya.. hanya kemalasan, malas bergerak dan malas berpikir, malas membayangkan sesuatu.. malas membayangkan suasana pantai yang bersih putih berangin sepoi – sepoi, atau membayangkan nasi campur favorit di daerah hayam wuruk (ini baru terbayangkan sekarang kok he he ;-) ..). Pagi tadi benar – benar hanya saya, selimut bulu macan (lebay..) dan kemalasan yang nikmat.

(Hmm.. sebenarnya memang saya membayangkan sesuatu, kasur ini dipenuhi anak – anak kelinci putih paling tidak 20 ekor yang juga ikut bermalas – malasan, hehehe… )

Jam 8.30am;
saya di dalam kereta commuter line dari arah UI menuju kota, kereta ini sepi, lebih sepi dari hari – hari biasanya, nyaman sekali rasanya, dan kali ini saya bisa memilih tempat berdiri yang paling favorit, kemudian membuka tas, mengambil bb, mendengarkan mp3 sembari bb’an dan mengecek status facebook teranyar dari teman – teman. Hingga tak terasa saya sudah sampai stasiun cikini, disini saya harus turun.

Jam 9.15am;
saya berada di kopaja P20 menuju kuningan. Kosongkah..? Tidak.. samasekali tidak, saya berjuang beserta belasan orang lainnya yang berusaha untuk bisa masuk kedalam minibus tersebut yang sudah penuh, sampai akhirnya karena faktor keberuntungan, saya berhasil menyempil, menempel di pintu belakang yang terlipat, dan benar – benar menempel.
Diluar hujan, walau tidak deras namun cukup membuat beberapa orang yang tidak membawa payung, enggan untuk berhadapan langsung dengan tumpahan air hujan. Dan walaupun saya berdiri menempel pada pintu P20, syukurlah hujan hanya membasahi tangan saya. Geser – geser sedikit, geser sedikit lagi.. sampai akhirnya saya sukses membawa diri yang begitu fleksibel dan lentur ini agak lebih kedalam, dan tidak lagi berdiri di pinggir pintu.
Hanya hujan … ?  Tidak hanya hujan.. jalananpun sangat – sangat macet, lebih parah dari biasanya. Dan saya rasa inilah yang membuat beberapa calon penumpang yang berdiri di halte bayangan, enggan menaiki bus rute apapun dan memilih untuk berdiam diri hingga minimal jalanan mulai sedikit lancar.
Tapi saya tidak ada masalah dengan itu, dan kenyataannya tetap pada pilihan saya; berada didalam P20 yang sesak dan panas.
Walau sesak dan panas, tapi syukurlah P20 yang saya naiki ini cukup sangar dan tanpa beban dengan se’enaknya melanggar peraturan – peraturan. Mobil – mobil pribadipun perlahan memilih untuk menolak berjalan berdampingan dan lebih banyak mengalah. Sungguh.. saya suka pagi ini dengan kegarangan P20, saya suka dengan aturan – aturan yang dia langgar, dan terlebih saya sangat suka dengan dampaknya. Dan disamping itu, terhibur pula, karena secara tidak sengaja, saya terlibat obrolan ringan, singkat dan bermakna dengan pasangan suami istri bule backpacker asal Denmark, umur mereka kira – kira 45-47tahun yang hendak menuju kantor kedutaan India.
“You guys deal with this every morning on weekday?”, tanya mereka setelah tentunya diawali dengan basa basi.
“Yes off course.. but this morning actually, this minibus is worse than days before, you guys should take a cab instead, or motor bike maybe.. they are way better instead of taking this minibus”, jawab saya.
“No.. this is fun!”, responnya dengan agak tersenyum.
Saya kaget dengan responnya.
“Fun?? You are not serious right?”, Tanya saya dengan wajah terheran – heran.
“Seriously it is fun for us! your Jakarta might be worse.. a lot worse compared with our city, we might have a lot a lot better.. well organized public transportation, might be no bad bad traffic, not really crowded as well.. but it’s BORING!”
“Boring…?”
“Yes.. Boring, because everything is on track, even the people is on track, smooth, and that’s why everything looks sooo flat.. and it is BORING!! now here.. you see, this driver is breaking the rules.. so many rules, and here inside is totally crowded, I can’t even move my legs ha ha ha, but we can enjoy it, we never face like this before in our place.. and it’s fun and interesting to see and feel something like this in your place!”, ujarnya dengan antusias.
Sayangnya saya belum sempat mengomentari statemennya karena mereka harus segera pamit turun dari P20. Kami pun tidak sempat berkenalan lebih lanjut karena kondisi P20 yang amat sangat tidak memungkinkan untuk itu. Padahal tadinya saya ingin anjurkan mereka untuk stay paling tidak 3-4 bulan di Jakarta supaya dapat dijadikan tolak ukur dan ingin tahu pendapatnya setelah 3-4 bulan menghadapi kondisi transportasi umum Jakarta. Apa masih bisa berkata FUN? Tapi bisa jadi.. kalau sebenarnya mereka sudah berbulan – bulan di Jakarta, atau mereka sudah pernah kunjungan di waktu sebelumnya.
Buat saya, mereka tergolong pasangan bule yang unik dengan cara berpikirnya. Gayanya yang santai dan terlihat tetap enjoy walau dalam sikon seperti tadi. Dan sepertinya mereka sudah terbiasa berpetualang. Kalau saja bisa bertemu lagi, pastinya akan saya perkenalkan ke geng de’Buncrot hihihihi..
Saya sendiri tidak berkeluh kesah dengan kondisi tadi, sesuatu yang sudah terbiasa saya hadapi hampir tiap hari, tapi obrolan singkat tadi cukup bermakna buat saya.

Memang maknanya apa..? Uhmm.. Maknanya ya.. hmm.. mbuuh.. hehe ;-), mungkin malah tidak ada ha ha ha … hanya seru saja karena perjalanan menuju kantor yang njelimet tadi menjadi tidak terlalu membosankan. Walaupun sampai kantor dalam kondisi babak belur, tapi hati, mata dan bibir ini tetap semangat, berbinar – binar dan penuh senyuman manja.

Cups!

No comments: